Source: Inside-rge.com
Sejak berdiri dengan nama Raja Garuda Mas hingga bertransformasi menjadi Royal Golden Eagle (RGE) seperti sekarang, dampak terhadap lingkungan dan masyarakat selalu diperhatikan. Mereka berusaha keras meminimalkannya dengan berbagai cara.
Harus diakui, sebagai operasional industri sedikit banyak pasti bakal menimbulkan dampak tertentu bagi lingkungan sekitarnya. Efek yang timbul bisa dirasakan oleh alam maupun masyarakat. Namun, hal itu tidak bisa menjadi alasan agar operasi ditiadakan. Pasalnya, banyak pula manfaat yang dihadirkan dari sebuah perusahaan.
Lebih penting justru menjaganya supaya tidak banyak efek negatif yang ditimbulkan. Selain itu, perusahaan yang beroperasi dipastikan harus berusaha mengambil tanggung jawab atas dampak operasionalnya.
Prinsip seperti itu dipegang oleh RGE sejak bernama Raja Garuda Mas hingga kini. Mereka selalu memegang teguh komitmen untuk melindungi alam. Selain itu, perusahaan yang beroperasi di industri sumber daya alam ini selalu menjaga tanggung jawab sosial kepada masyarakat di sekitarnya.
Hal itu dilakukan oleh semua anak-anak perusahaannya. Salah satunya adalah Asia Symbol yang merupakan pemain besar di industri pulp dan kertas di dunia. Berbasis di Tiongkok, mereka mengelola dua pabrik di Provinsi Shandong (Rizhao) dan Guangdong (Xinhui).
Operasionalnya dikenal efisien dan diperkuat dengan teknologi tinggi. Hal itu membuat anak perusahaan grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas itu mampu menggapai kapasitas produksi tinggi. Per tahun, mereka sanggup memproduksi 2 juta ton pulp, 1 juta ton fine paper, dan 530.000 ton paper board.
Keberhasilan itu tidak membuat Asia Symbol lupa diri. Mereka selalu ingat terhadap kewajiban sebagai bagian dari Royal Golden Eagle. Mereka dituntut untuk selalu meminimalkan atau bahkan menghilangkan efek negatif operasionalnya. Bersamaan dengan itu, mereka juga diwajibkan untuk terus bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan agar selalu berdampak positif.
Banyak cara yang dilakukan. Salah satunya dengan menggelar program Community Development. Dalam kegiatan ini, Asia Symbol memfokuskan diri di tiga sektor yakni pendidikan, pengembangan masyarakat, dan penghapusan kemiskinan. Ketiga hal itu kemudian dijabarkan untuk digarap melalui berbagai program nyata.
Dimulai dari sektor pendidikan, Asia Symbol melakukan berbagai upaya untuk memajukan fasilitas pendidikan di daerah-daerah di sekitarnya. Unit bisnis dari grup yang awalnya bernama Raja Garuda Mas ini membangun sekolah dan perpustakaan lengkap dengan koleksinya. Mereka juga memugar sarana belajar yang sudah mulai rusak.
Bukan hanya itu, Asia Symbol juga membuka kesempatan beasiswa. Dukungan biaya pendidikan diberikan kepada anak-anak karyawannya maupun warga masyarakat yang membutuhkan.
Dukungan seperti itu tidak hanya diberikan kepada para siswa. Para guru juga diberi kesempatan yang sama. Asia Symbol malah memberi insentif kepada guru yang berprestasi. Bahkan, mereka mau menyediakan sarana belajar yang diperlukan oleh guru supaya pengajarannya kian baik.
Itu baru segi pendidikan. Dalam sektor pengembangan masyarakat, unit bisnis RGE ini juga aktif berperan mendukung warga sekitar. Mereka secara khusus selalu membuka kesempatan kerja kepada warga lokal di perusahaannya. Penduduk asli diberinya peluang untuk menjadi bagiannya.
Persentase warga lokal dalam jumlah karyawan Asia Symbol cukup besar. Jumlahnya mencapai 77 persen berdasarkan data dari Asia Symbol Sustainability Report 2017. Hingga sekarang, mereka tercatat sudah membuka kesempatan kerja secara langsung untuk 3.176 orang. Jumlah itu tentu terus bertambah ketika peluang kerja tidak langsung ikut dihitung.
MEMINIMALKAN DAMPAK LINGKUNGAN
Source: Inside-rge.com
Sementara itu, terkait penghapusan kemiskinan, Asia Symbol tidak kalah aktif. Mereka juga melakukan berbagai upaya supaya tidak ada lagi kaum miskin yang tidak mampu mandiri. Hal ini salah satunya dilakukan dengan menggulirkan berbagai jenis upaya pemberdayaan masyarakat.
Unit bisnis yang lahir dengan nama Raja Garuda Mas ini mendorong warga lokal untuk membangun usaha dalam skala kecil dan menengah. Mereka mendukungnya dengan memberi pendampingan dan pelatihan pengelolaan bisnis.
Agar kegiatan bisa berjalan kontinu, Asia Symbol mau membuka diri. Mereka memberi kesempatan kepada warga lokal untuk menyuplai kebutuhan operasional perusahaan. Dengan itu diharapkan bisnis masyarakat di sekitarnya bisa berjalan terus.
Kegiatan seperti itu diimbangi dengan upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Asia Symbol membangun infrastruktur yang diperlukan seperti jalan dan fasilitas air bersih. Mereka tidak asal melakukan pembangunan. Sebelumnya unit bisnis Royal Golden Eagle ini rajin melakukan survei dan dialog secara berkala dengan masyarakat. Tujuannya supaya tahu hal yang memang benar-benar diperlukan oleh publik.
Langkah itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat dari Asia Symbol. Mereka melakukannya untuk memastikan keberadaannya memberi efek positif kepada masyarakat.
Hal serupa dilakukan terkait lingkungan. Asia Symbol menjaga agar operasionalnya tidak menimbulkan kerugian kepada alam. Banyak hal yang dilakukannya. Salah satu kasus menarik terjadi pada 2015. Saat itu kekeringan terjadi di Provinsi Shandong. Pemerintah daerah kemudian menyerukan penghematan air kepada semua pihak.
Asia Symbol meresponsnya dengan langkah serius. Mereka rela membatasi produksi agar air dapat dihemat. Namun, hal itu diikuti pula oleh upaya lain seperti pengaturan penggunaan air serta program daur ulang air supaya bisa digunakan kembali.
Tentu saja ada dampak yang dirasakan oleh perusahaan. Namun, bagi masyarakat di Rizhao, hal itu berarti positif. Dampak negatif kekeringan tidak terlalu mereka rasakan berkat langkah yang diambil Asia Symbol.
Perlindungan alam memang menjadi salah satu penekanan utama dalam operasional Asia Symbol. Dalam Sustainability Report 2017 terungkap sejumlah fakta menarik mengenai keseriusan dalam melindungi alam.
Pertama, unit bisnis grup yang lahir dengan nama Raja Garuda Mas ini mau berinvestasi untung meningkatkan perlindungan alam. Terkait kelestarian lingkungan, mereka tercatat sudah mengeluarkan dana hingga 4,7 renminbi atau sekitar Rp10,2 triliun. Bukan jumlah yang main-main untuk usaha menjaga kelestarian alam.
Selanjutnya Asia Symbol juga berusaha keras menjaga rantai produksi dan bahan bakunya terlacak. Saat ini sumber bahan bakunya telah bisa dilacak semua. Kayu yang digunakan untuk produksi diketahui asalnya dan berasal dari pengelolaan yang bertanggung jawab ke alam.
Unit bisnis Royal Golden Eagle ini melengkapinya dengan sertifikat tanda keberlanjutan. Sebanyak 44 persen kayu cacah yang digunakan mendapat PEFC/CFCC. Sedangkan 52 persen kayu pulpnya mengantongi sertifikat yang sama.
Langkah positif itu diikuti dengan upaya menekan pemakaian energi fosil yang merugikan. Saat ini, Asia Symbol gencar memanfaatkan energi biomassa. Bahkan, sekitar 76 persen energinya telah berasal dari sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan tersebut.
Hal ini memperlihatkan Asia Symbol benar-benar bertindak secara bertanggung jawab. Mereka memastikan operasionalnya tidak merugikan alam. Ini melengkapi upaya untuk mengembangkan masyarakat di sekitarnya.
Langkah itu sesuai dengan arahan induknya, Royal Golden Eagle. Sejak bernama Raja Garuda Mas hingga kini, mereka mampu menjaga komitmen untuk aktif menjaga keseimbangan iklim dengan perlindungan alam dan tanggung jawab sosial.
Komentar