Air merupakan hal yang cukup mendasar bagi kehidupan manusia. Air digunakan kita dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari mandi, memasak, hingga memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga kebugaran tubuh. Kebutuhan cairan pada tubuh bagi setiap jenjang umur pun berbeda-beda, Kadar air untuk pria usia 12-18 tahun sekitar 52-66% dan rata-rata sekitar 59%. Selanjutnya untuk usia dewasa 19-51 tahun sekitar 43-73% dengan rata-rata sekitar 59%. Terakhir usia 51 tahun ke atas memiliki kadar air 47-67% dan rata-rata sekitar 56%. Kadar air untuk wanita usia 12-18 tahun sekitar 49-63% dan rata-rata sekitar 56%. Selanjutnya untuk usia dewasa 19-51 tahun sekitar 4i-60% dengan rata-rata sekitar 50%. Terakhir usia 51 tahun ke atas memiliki kadar air 39-57% dan rata-rata sekitar 47%. Kadar pada anak usia di bawah 6 bulan sekitar 64-84% atau rata-rata sekitar 74%. Selanjutnya anak usia 6-12 bulan sekitar 57-64% atau rata-rata 60%. Terakhir anak usia 1-12 tahun memiliki persentase kadar air 49-75% atau rata-rata sekitar 69%. [1] Hal ini juga berlaku pada situasi tertentu, semisal kita sedang berolahraga, sakit atau bahkan pada saat ibu menyusui. Asupan cairan pada situasi tertentu biasanya akan melebihi kebutuhan cairan yang diperlukan sehari-hari.
Ternyata, ibu tidak butuh untuk minum lebih banyak saat menyusui. Saat menyusui, mungkin para ibu merasa lebih haus daripada biasanya. Namun, bukan berarti ibu menyusui butuh minum sangat banyak,tetapi disarankan untuk meminum air putih sesuai anjuran. Tubuh ibu menyusui sebenarnya sudah mempunyai mekanisme yang mengatur seberapa banyak minum cairan yang dibutuhkan. Jika tubuh membutuhkan cairan, tubuh akan memberikan sinyal kepada ibu menyusui dengan merangsang rasa haus. Banyak atau sedikitnya kebutuhan minum cairan ibu menyusui tergantung dari metabolisme tubuh, kondisi lingkungan, dan aktivitas harian. Lagipula, tubuh bisa mengambil cairan dari sumber lain selain air yang ibu menyusui minum. Ambil contohnya dari sayuran, buah-buahan, sup, jus, dan minuman lainnya. Jangan lupa untuk memperhatikan warna urine sebagai penanda apakah ibu menyusui kekurangan cairan atau tidak. Semakin bening warna urine, artinya tubuh sudah cukup terhidrasi. Kebalikannya, semakin keruh warna urin, artinya tubuh kekurangan cairan. Tetapi ada baiknya ibu menyusui rutin meminum air putih, dan menyiapkan botol-botol dikamar guna memenuhi kebutuhan cairannya [2]
Saat menyusui, apalagi saat masih ASI eksklusif, ibu menyusui sangat butuh air putih yang cukup. Tidak hanya itu, penambahan asupan air putih ibu penting karena jika asupan cairan ibu tidak tercukupi maka akan mempengaruhi jumlah produksi ASI (Air Susu Ibu). ASI merupakan sumber cairan utama untuk bayi karena cairan merupakan zat utama pembentuk ASI. Jika kebutuhan cairan ibu tidak terpenuhi maka ASI yang diproduksi tidak sesuai jumlah yang seharusnya. Apabila ibu memenuhi kebutuhan air putih sebanyak 3000 ml per hari maka ASI yang diproduksi dapat mencapai 600-850 ml per hari. Kisaran angka produksi ASI tersebut merupakan angka rata-rata ASI yang dibutuhkan oleh bayi usia pada satu tahun pertama menyusui. Selama tubuh mengirim sinyal, penuhi asupan air putih harian. Saat menyusui, asupan air putih harian yang tepat adalah sekitar 2,8 liter per hari. Dengan kata lain, Ibu hamil butuh 8 gelas ditambah 3 gelas dalam sehari. [3]
Ternyata kelebihan cairan pada saat ibu menyusui juga sangat berdampak pada kesehatan. Istilah ini juga dikenal dengan intoksikasi air di mana kadar sodium atau garam di dalam darah menurun drastis. Hal ini ditandai dengan pusing, panas dan merasa tidak nyaman. ibu hamil akan mengalami diare, mual dan muntah. Kelebihan cairan juga bisa membuat kinerja ginjal lebih berat. Pada umumnya orang dewasa bisa mengeluarkan cairan setengah liter per jamnya. Jika ibu hamil terlalu banyak minum air putih, ini dikhawatirkan justru bisa merusak ginjal. Belum lagi efek ketidakseimbangan cairan di dalam sel yang membuat kondisi tubuh jauh lebih buruk, misalnya pembengkakan di dalam otak. Dengan kata lain, minum air putih sesuai anjuran yang berlaku. [4]
Selain itu, guna memenuhi kebutuhan cairan ibu menyusui, perlu juga diperhatikan kualitas dari air putih yang akan dikonsumsi. Kehigienisan dan kualitas sumber mata air, serta kandungan apa saja yang ada di air putih harus benar-benar diperhatikan.
Seperti AQUA yang berasal dari 17 sumber air pegunungan di Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Dari sana, proses penyaringan alami dari batu-batuan vulkanis terjadi. Itulah yang memungkinkan keberadaan kandungan mineral di dalam air AQUA. Untuk memastikan kemurnian, proses produksi pun dilakukan dengan standard higienis yang tinggi, memastikan tidak ada campur tangan manusia dalam prosesnya.
Di dalam air AQUA memang terdapat sejumlah mineral yang bermanfaat bagi tubuh seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, dan magnesium. Dalam menentukan sumber air, AQUA melakukan analisis minimal satu tahun untuk memilih sumber air yang dapat diolah menjadi air minum yang aman, bersih, tidak berasa, dan tidak berbau.
Untuk memastikan kualitas airnya, hal-hal tersebut belum cukup. AQUA masih melakukan 400 kali lebih pemeriksaan kualitas berikutnya supaya memastikan air tetap berkualitas. Dengan demikian, keamanan air AQUA pasti terjamin. Jadi jangan salah memilih produk minuman untuk ibu menyusui. [4]
- https://doktersehat.com/persentase-air-dalam-tubuh/
- https://hellosehat.com/parenting/bayi/nutrisi-ibu-menyusui/#gref
- https://doktersehat.com/ini-alasan-ibu-harus-banyak-minum-saat-masa-menyusui/
- https://kumparan.com/babyologist/bolehkah-ibu-menyusui-banyak-minum-air-putih-1535443227323444388/full
- https://www.sehataqua.co.id/cara-memilih-air-minum-terbaik-untuk-dikonsumsi-setiap-hari/