Apa itu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)?

PCOS24 views

drom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah hormon androgen yang berlebih pada wanita dan terjadinya resistensi insulin. PCOS adalah kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki banyak kista kecil pada indung telur atau ovarium.

Ovarium atau indung telur adalah salah satu organ reproduksi di tubuh wanita. Setiap wanita mempunyai dua buah ovarium. Fungsi utama dari ovarium adalah menyimpan dan memproduksi sel telur.

Kata “polikistik” sendiri memiliki arti “kista yang banyak”. Istilah tersebut menggambarkan kondisi kista yang terdapat di ovarium. Kista adalah benjolan-benjolan kecil yang berisi cairan. Setiap benjolan mengandung sel telur yang belum matang dengan sempurna.

Masalah pada kesuburan, siklus menstruasi, penampilan, bahkan produksi hormon pria berlebih adalah beberapa kondisi yang mungkin akan dialami oleh penderita PCOS. Dalam kasus yang lebih serius, PCOS adalah penyakit yang dapat mengakibatkan masalah pada berat badan dan fungsi jantung.

Lalu, kondisi ini umumnya berkaitan dengan kadar hormon insulin yang berlebihan di dalam tubuh.

Maka dari itu, PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah penyakit yang sering kali dikaitkan dengan risiko diabetes. Sementara itu, PCOS adalah salah satu penyakit yang masih belum dapat disembuhkan secara tuntas. Artinya, pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara tuntas masih belum tersedia.

Apa saja ciri-ciri dan gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS)?

Masa awal pubertas adalah waktu di mana umumnya ciri-ciri atau gejala PCOS mulai berkembang. Terutama ketika seseorang mengalami menstruasi untuk pertama kali atau menarche.

Usia paling umum di mana gejala PCOS pertama kali muncul adalah masa remaja akhir atau awal usia 20-an. Namun, penyakit PCOS kemungkinan bisa berkembang di lain waktu. Misalnya, ketika seseorang mengalami kenaikan berat badan yang cukup drastis.

Ciri-ciri dan gejala dari penyakit ini cukup bervariasi. Beberapa gejala umum dari PCOS adalah:

1. Siklus menstruasi tidak teratur

Gejala yang paling umum dialami oleh penderita PCOS atau sindrom ovarium polikistik ini adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Menstruasi bisa jadi sangat jarang, terlalu lama, atau malah tidak terjadi sama sekali selama beberapa tahun (amenorrhoea).

Kondisi ini berkaitan dengan menurunnya aktivitas ovulasi pada sistem reproduksi, sehingga dinding rahim tidak dapat meluruh. Sejumlah wanita dengan kasus sindrom ini mengalami menstruasi kurang dari 8 kali selama setahun.

2. Pendarahan berat

Di samping itu, pendarahan berat adalah gejala PCOS lain yang harus Anda perhatikan. Hal ini disebabkan dinding rahim membutuhkan waktu lebih lama untuk menumpuk dan meluruh.

Maka ketika penderita PCOS mengalami menstruasi, darah yang dikeluarkan akan lebih banyak dari perempuan pada umumnya.

3. Pertumbuhan rambut berlebih

Gejala lainnya adalah memiliki rambut berlebih pada wajah dan tubuh. Bahkan, lebih dari 70% orang yang menderita PCOS akan mengalami kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, penderita memiliki rambut wajah yang lebih tebal dan gelap.

Selain itu, rambut berlebih juga dapat ditemukan pada dada, perut, dan punggung. Kondisi ini dinamakan dengan hirsutisme.

4. Muncul jerawat

Ciri-ciri PCOS selanjutnya adalah produksi hormon androgen atau hormon pria yang berlebihan. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih berminyak dari biasanya. Kondisi ini menyebabkan Anda berjerawat di area wajah, dada, hingga punggung bagian atas.

Apa penyebab sindrom ovarium polikistik (PCOS)?

Hingga saat ini, penyebab pasti dari PCOS masih belum diketahui. Namun, para ahli meyakini bahwa terdapat beberapa kondisi yang memicu terjadinya sindrom ini.

1. Ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh

Umumnya, wanita yang mengalami sindrom PCOS adalah yang memiliki ketidakseimbangan kadar hormon di dalam tubuhnya. Hingga saat ini, belum dapat diketahui dengan pasti mengapa terjadinya perubahan hormon adalah satu dari berbagai penyebab PCOS.

Hormon androgen

Hormon ini sering disebut dengan hormon pria. Namun, hormon ini tidak hanya ditemukan pada tubuh pria. Hormon ini mengontrol karakteristik fisik yang cenderung terdapat pada pria, seperti pertumbuhan rambut berlebih dan male-pattern baldness.

Penderita sindrom ovarium polikistik memiliki kadar hormon androgen yang melebihi batas wajar. Akan tetapi, hormon androgen adalah hormon yang diproduksi oleh wanita dalam jumlah sedikit. Jadi, ini bukan penyebab utama Anda mengalami kondisi PCOS.

Meski begitu, perubahan pada hormon androgen di dalam tubuh wanita adalah hal yang menyebabkan proses ovulasi pada sistem reproduksi terganggu. Seperti menurunnya produksi sel telur oleh ovarium dan terganggunya siklus menstruasi.

Hormon testosteron

Salah satu hormon pria yang dihasilkan oleh wanita lainnya adalah testosteron. Pasalnya, peningkatan hormon testosteron yang ditemukan pada wanita adalah salah satu kondisi yang berpotensi menjadi penyebab PCOS.